De traductores profesionales, empresas, páginas web y repositorios de traducción de libre uso.
but he says, ‘these are nothing but myths of the ancients.’
lalu ia menjawab (dengan angkuhnya): "semuanya itu hanyalah cerita-cerita dongeng orang-orang dahulu kala!"
when our signs are recited to him, he says, ‘myths of the ancients!’
(sehingga) apabila ia dibacakan kepadanya ayat-ayat kami, ia berkata:" ini ialah dongeng orang-orang dahulu kala!"
had we wanted, we could have said the like of this; these are nothing but myths of the ancients.”
kalau kami mahu, nescaya kami dapat mengatakan (kata-kata) seperti (al-quran) ini. (al-quran) ini tidak lain hanyalah cerita cerita dongeng orang-orang dahulu kala".
they say, ‘he has taken down myths of the ancients, and they are dictated to him morning and evening.’
dan mereka berkata lagi: "al-quran itu adalah cerita-cerita dongeng orang-orang dahulu kala, yang diminta oleh muhammad supaya dituliskan, kemudian perkara yang ditulis itu dibacakan kepadanya pagi dan petang (untuk dihafaznya)".
certainly, we and our fathers were promised this before. [but] these are nothing but myths of the ancients.’
"demi sesungguhnya, kami telah dijanjikan perkara ini - kami dan datuk nenek kami - dari dahulu lagi; perkara ini hanyalah cerita dongeng orang-orang dahulu-kala."
during the nineteenth century, four major theorists of historiography rejected the myth of objectivity prevailing among ranke's followers. hegel, droysen, nietzsche, and croce all viewed interpretation as the very soul of historiography, and each tried to work out a classification of its types. hegel, for example, distinguished among four types of interpretation within the class of what he called reflective historiography: universal, pragmatic, critical, and conceptual.3 droysen, writing in the
semasa abad kesembilan belas, empat ahli teori pensejarahan utama menolak mitos objektiviti yang berlaku di kalangan pengikut ranke. hegel, droysen, nietzsche, dan croce semuanya melihat tafsiran sebagai jiwa pensejarahan, dan masing-masing cuba mengklasifikasikan jenisnya. hegel, sebagai contoh, membezakan antara empat jenis tafsiran dalam kelas yang dipanggil pensejarahan reflektif: universal, pragmatik, kritis, dan konseptual.3 droysen, menulis dalam
Última actualización: 2021-11-24
Frecuencia de uso: 1
Calidad:
Referencia: