Você procurou por: giudicano (Italiano - Indonésio)

come giudicano male!
amat buruklah apa yang mereka sangka itu.

quanto giudicano male!
amatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu.

coloro che non giudicano secondo quello che allah ha fatto scendere, questi sono i miscredenti.
barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.

o forse coloro che commettono cattive azioni credono di poterci sfuggire? quanto giudicano male!
(ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira) berupa perbuatan musyrik dan perbuatan maksiat (bahwa mereka akan luput dari kami) maksudnya mereka dapat selamat sehingga kami tidak membalas mereka (amat buruklah) alangkah jeleknya (apa) yang (mereka putuskan) itu; seburuk-buruk keputusan adalah keputusan mereka.

ma uomini retti le giudicheranno come si giudicano le adultere e le assassine. le loro mani sono lorde di sangue»
tetapi, orang-orang saleh akan mengadili kakak beradik itu atas dasar perzinahan dan pembunuhan, sebab mereka memang bersalah.

e non svendete a vil prezzo i segni miei. coloro che non giudicano secondo quello che allah ha fatto scendere, questi sono i miscredenti.
(siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan allah, maka merekalah orang-orang yang kafir) terhadap-nya.

quando si sarà piegato, ristabilite, con giustizia, la concordia tra di loro e siate equi, poiché allah ama coloro che giudicano con equità.
kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.

quanto a colui che vi rinuncia per amor di allah, varrà per lui come espiazione. coloro che non giudicano secondo quello che allah ha fatto scendere, questi sono gli ingiusti.
(siapa menyedekahkannya) maksudnya menguasai dirinya dengan melepas hak kisas itu (maka itu menjadi penebus dosanya) atas kesalahannya (dan siapa yang tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan allah) seperti kisas dan lain-lain (merekalah orang-orang yang aniaya).

coloro che commettono il male credono che noi li tratteremo alla stessa stregua di coloro che credono e compiono il bene, come se fossero uguali nella loro vita e nella loro morte? come giudicano male!
(apakah) lafal am di sini maknanya sama dengan hamzah yang menunjukkan makna ingkar (berprasangka orang-orang yang mengerjakan) orang-orang yang melakukan (kejahatan) kekafiran dan kemaksiatan (bahwa kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, yaitu sama) lafal sawaa-an ini menjadi khabar (antara kehidupan dan kematian mereka?) menjadi mubtada dan ma'thuf, sedangkan jumlah kalimat ini menjadi badal dari huruf kaf yang ada pada lafal kalladziina, dan kedua dhamirnya kembali kepada orang-orang kafir. makna ayat, apakah mereka berprasangka bahwasanya kami menjadikan mereka di akhirat sama dengan orang-orang mukmin, yaitu mereka hidup dalam kesejahteraan yang sama dengan kehidupan mereka sewaktu di dunia. karena mereka telah mengatakan kepada orang-orang mukmin: "sungguh jika kami dibangkitkan hidup kembali, niscaya kami akan diberi kebaikan seperti apa yang diberikan kepada kalian." lalu allah berfirman menyangkal dugaan mereka sesuai dengan pengertian ingkar yang terkandung di dalam permulaan ayat. (amat buruklah apa yang mereka sangka itu) maksudnya, perkara yang sebenarnya tidaklah demikian, karena sesungguhnya mereka di akhirat berada di dalam azab, berbeda dengan keadaan kehidupan mereka sewaktu di dunia. sedangkan orang-orang mukmin di akhirat, mereka mendapatkan pahala yang berlimpah disebabkan amal perbuatan mereka sewaktu di dunia, yaitu berupa amal salat, amal zakat, amal puasa dan amal-amal lainnya. huruf maa pada ayat ini adalah mashdariyah, yakni, seburuk-buruknya keputusan adalah keputusan mereka itu.

i suoi capi giudicano in vista dei regali, i suoi sacerdoti insegnano per lucro, i suoi profeti danno oracoli per denaro. osano appoggiarsi al signore dicendo: «non è forse il signore in mezzo a noi? non ci coglierà alcun male»
penguasa-penguasa kota memerintah untuk mendapat uang suap, imam-imam mengajar hukum tuhan untuk gaji, dan nabi-nabi meminta petunjuk dari allah untuk mendapat uang--lalu mereka semua mengira tuhan ada di pihak mereka. mereka berkata, "tuhan ada di tengah-tengah kita; kita tak akan ditimpa malapetaka.