Вы искали: abil ash shiddiqi (Индонезийский - Арабский)

Переводы пользователей

Добавлены профессиональными переводчиками и компаниями и на основе веб-страниц и открытых баз переводов.

Добавить перевод

Индонезийский

Арабский

Информация

Индонезийский

abil ash shiddiqi

Арабский

ابيل الصديق

Последнее обновление: 2021-10-17
Частота использования: 1
Качество:

Источник: Анонимно

Индонезийский

a. latar belakang hadis merupakan sumber hukum kedua setelah al-quran, sebagaimana firman allah swt dalam surah an-nisa ayat 59:1 ﻲ ْﻢﺘُْﻋﺯَ ﺎﻨَﺗَ ﻥﹾ ِﺈﹶﻓ ْﻢﻜﹸ ْﻨﻣِ ِﺮﻣْ ﹶﺄﻟﹾﺍ ﻲﻟﻭﺃﹸﻭَ ﹶﻝﻮﺳُ ﺮﱠ ﻟﺍ ﺍﻮﻌُ ﻴﻃ ﺃﹶﻭَ َﻪﻠﱠﻟﺍ ﺍﻮﻌُ ﻴﻃ ﺃﹶ ﺍﻮُﻨَﻣَﺁ ﻦَ ﻳﺬ ﻟﱠﺍ ﺎﻬ ﻳﱡﺃﹶ ﺎﻳ ُﻦَﺴﺣْ ﹶﺃَﻭ ٌﺮﻴْﺧَ َﻚِﻟﹶﺫ ِﺮِﺧَﺂﻟﹾﺍ ِﻡﻮْ َﻴﻟﹾﺍﻭَ ِﻪﻠﱠﻟﺎِﺑ ﻥﹶ ﻮﻨﻣِ ﺆْ ﺗُ ْﻢﺘُْﻨﻛﹸ ﹾﻥﺇِ ﻝِ ﻮﺳ ﺮﱠ ﻟﺍ ِﻪﻠﱠﻟﺍ ﻰﻟﹶﺇِ ُﻩﻭﱡﺩﺮُ ﻓﹶ ٍﺀﻲْ َﺷ (٥٩:ﺀﺎﺴﻨﻟﺍ) ﺎﻠﹰﻳِﻭﺄﹾَﺗ hai orang-orang beriman, taatilah allah, taatilah rasulnya dan ulil amri diantara kamu, kemudian jika kamu bersengketa tentang sesuatu maka kembalikan kepada allah (al-quran) dan rasulnya (sunnah) jika kamu benar-benar beriman kepada allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih baik bagimu lebih baik akibatnya. juga berdasarkan sabda rasul: “sesungguhnya telah saya tinggalkan untuk kalian dua hal yang apabila kalian berpegang teguh pada keduanya niscaya kalian tidak bakal tersesat: kitab allah (al-quran) dan sunnah rasulullah saw”.2 sekalipun demikian, hadis itu sendiri belum banyak mendapatkan perhatian dari para sahabat, terutama dalam masalah penulisan dan pembukuannya, hal ini disebabkan adanya dua macam riwayat yang didapatkan pada masa rasulullah saw. riwayat yang pertama menerangkan adanya larangan rasulullah saw untuk mencatat apapun selain al-quran, karena dikhawtirkan akan terjadi bercampurnya antara al-quran dengan hadis, sebagaimana diriwayatkan oleh abu said al-khudri: “janganlah kalian mencatat 1al quran, 4: 59. 2izzudin bulaiq, minhahus shalihin, cet 1, (beirut: dar al-fikr, 1978), 22. 1 baru setelah dapat dibedakan dengan tegas antara ayat al-quran dan hadis, maka rasulullah saw membolehkan pencatatan hadis, sebagaimana riwayat dari abdullah ibnu amer ibnu al-as: saya menulis semua yang saya dengar dari rasulullah saw dan saya bermaksud untuk menghafalnya tetapi orang-orang melarangnya sambil berkata, engkau tulis semua yang engkau dengar dari rasulullah saw padahal beliau juga manusia, beliau berbicara baik waktu senang atau marah lalu aku berhenti menulisnya, kemudian hal ini aku sampaikan pada rasulullah saw, lalu beliau mengisyaratkan kemulutnya dengan jarinya sambil berkata: “tulislah, demi zat yang diriku dalam kekuasaannya, tidaklah keluar dari mulutku kecuali yang benar”.4 pada masa pemerintahan khalifah abu bakar dan umar, pencatatan dan pembukuan hadis belum banyak mengalami kemajuan. baru pada zaman usman, mulai tampak adanya perkembangan. terutama ketika para sahabat berupaya mengumpulkan hadis dari tokoh-tokoh sahabat.5 kemudian setelah zaman usman dan ali, timbul usaha yang lebih serius untuk mencatat dan membukukan hadis. ketika masa pemerintahan usman bin abdul aziz mulai adanya kesepakatan untuk membukukan hadis. namun pada masa ini masih tercampur sabda rasulullah saw, dengan perkataan sahabat, maka pada abad-abad berikutnya mulai ada penyaringan dan pensyarahannya. 3hasbi ash-shiddiqi, sejarah dan pengantar ilmu hadis, (semarang: pt pustaka rizki putra, 1999), 35. 4ibid., 3 5ibid., 42 terdorong melakukan pembahasan tentang hadis-hadis yang ada dalam kitab-kitab tersebut. pada umumnya mendorong dilakukan upaya-upaya penelitian riwayat- riwayat hadis dalam rangka menetapkan serta memastikan mana hadis shahih dan tidak shahih. banyak sekali permasalahan yang dibahas dalam kitab hadis, baik itu permasalahan yang bersifat sosial, budaya, kemasyarakatan, kekeluargaan, bahkan sampai pada pengobatan juga dibahas dalam kitab hadis. seperti yang telah diketahui banyak orang, bahwa setiap penyakit selalu dicari cara penyembuhannya. berbagai macam cara bisa dilakukan untuk mendapatkan kesembuhan tersebut. mulai dari cara yang tradisional yang merupakan warisan dari nenek moyang sampai dengan cara yang sangat modern yang identik dengan penggunaan alat-alat canggih sebagai simbol dari modernisasi itu sendiri. dari adanya berbagai macam cara penyembuhan (pengobatan), tidak semua bisa dilakukan dengan bebas tanpa adanya petunjuk-petunjuk yang jelas dari seorang ahli atau dokter. begitu juga halnya dengan cara pengobatan tradisional yang pernah dilakukan oleh rasulullah saw. atau yang lebih populer dengan istilah thib al-nabawi. di antara pengobatan ala nabi yang tersurat di beberapa redaksi hadis adalah pengobatan dengan al-kayy atau pengobatan dengan menggunakan besi panas. thib al-nabawi yang satu ini masih sangat jarang dipraktekkan oleh umat islam, berbeda dengan pengobatan ala nabi lainnya

Арабский

ترجمة من العربية إلى الإندونيسية

Последнее обновление: 2013-04-17
Частота использования: 1
Качество:

Источник: Анонимно

Получите качественный перевод благодаря усилиям
7,719,465,819 пользователей

Сейчас пользователи ищут:



Для Вашего удобства мы используем файлы cookie. Факт перехода на данный сайт подтверждает Ваше согласие на использование cookies. Подробнее. OK