Results for formulations translation from English to Indonesian

objectives introduction dermatological formulations ointment bases preparation incorporation of drugs
tujuan pendahuluan formulasi dermatologi basa salep persiapan penggabungan obat

in these formulations, the antimicrobial activity arises from ethanol or isopropanol.
dalam formulasi ini, aktivitas antimikroba berasal dari etanol atau isopropanol.

they further examine the product for suitability to package as capsules, tablets, aerosol, intramuscular injectable, subcutaneous injectable, or intravenous formulations.
selanjutnya, mereka memeriksa kesesuaian produk untuk dikemas sebagai kapsul, tablet, aerosol, injeksi intramuskular, injeksi subkutan, atau formulasi intravena.

application of metabolite formulations using t, tb, tbm, and control treatments. spraying 3 times with seven-day intervals using 15 plants per treatment.
pengaplikasian formulasi metabolit menggunakan perlakuan t, tb, tbm, dan kontrol. penyemprotan sebanyak 3 kali dengan interval tujuh hari dengan menggunakan 15 tanaman setiap perlakuan.

more recently, formulations that use benzalkonium chloride have been shown to have persistent and cumulative antimicrobial activity after application, unlike alcohol, which has been shown to decrease in efficacy after repeated use, probably due to progressive adverse skin reactions.
baru-baru ini, formulasi yang menggunakan benzalkonium klorida terbukti memiliki aktivitas antimikroba yang terus-menerus dan kumulatif setelah pemakaian, tidak seperti alkohol, yang kemanjurannya terbukti berkurang setelah penggunaan berulang, mungkin karena reaksi efek samping yang progresif.

the application of trichodema spp. formulation was sprayed 3 times with an interval of seven days once and each treatment was repeated 15 times. the results of this field study showed that the raw chili plant was affected by anthracnose disease from the fungus colletotricum capsici and fruit rot by bactrocera dorsalis. the application of the trichoderma formulation did not affect the attack of anthracnose disease, while fruit fly attack had a 2.57% effect on tbm treatment in raw chili plants
pengeplikasian formulasi trichodema spp. dilakukan penyemrrotan sebanyak 3 kali dengan interval tujuh hari sekali dan setiap perlakuan diulang sebanyak 15 kali. hasil prakek lapangan ini menunjukan bahwa tanaman cabai rawit terserang oleh penyakit antraknosa dari jamur colletotricum capsici dan busuk buah oleh bactrocera dorsalis. aplikasi formulasi trichoderma tidak mepengaruhi serangan penyakit antraknosa, sedangkan serangan lalat buah berpengaruh 2.57% perlakuan tbm pada tanaman cabai rawit