Results for bertawakkal translation from Indonesian to Hindi

Computer translation

Trying to learn how to translate from the human translation examples.

Indonesian

Hindi

Info

Indonesian

bertawakkal

Hindi

 

From: Machine Translation
Suggest a better translation
Quality:

Human contributions

From professional translators, enterprises, web pages and freely available translation repositories.

Add a translation

Indonesian

Hindi

Info

Indonesian

(yaitu) yang bersabar dan bertawakkal kepada tuhannya.

Hindi

जिन्होंने (दुनिया में मुसिबतों पर) सब्र किया और अपने परवरदिगार पर भरोसा रखते हैं

Last Update: 2014-07-03
Usage Frequency: 1
Quality:

Indonesian

sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada tuhannya.

Hindi

इसमें शक नहीं कि जो लोग ईमानदार हैं और अपने परवरदिगार पर भरोसा रखते हैं उन पर उसका क़ाबू नहीं चलता

Last Update: 2014-07-03
Usage Frequency: 1
Quality:

Indonesian

(yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada tuhan saja mereka bertawakkal.

Hindi

और अपने परवरदिगार ही पर भरोसा रखते हैं (आख़िरत का सवाब) जानते होते

Last Update: 2014-07-03
Usage Frequency: 1
Quality:

Indonesian

sesungguhnya aku bertawakkal kepada allah tuhanku dan tuhanmu. tidak ada suatu binatang melatapun melainkan dialah yang memegang ubun-ubunnya.

Hindi

मेरा भरोसा तो अल्लाह, अपने रब और तुम्हारे रब, पर है। चलने-फिरनेवाला जो प्राणी भी है, उसकी चोटी तो उसी के हाथ में है। निस्संदेह मेरा रब सीधे मार्ग पर है

Last Update: 2014-07-03
Usage Frequency: 1
Quality:

Indonesian

(dialah) allah tidak ada tuhan selain dia. dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakkal kepada allah saja.

Hindi

अल्लाह वह है जिसके सिवा कोई पूज्य-प्रभु नहीं। अतः अल्लाह ही पर ईमानवालों को भरोसा करना चाहिए

Last Update: 2014-07-03
Usage Frequency: 1
Quality:

Indonesian

dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada allah niscaya allah akan mencukupkan (keperluan)nya.

Hindi

और उसको ऐसी जगह से रिज़क़ देगा जहाँ से वहम भी न हो और जिसने ख़ुदा पर भरोसा किया तो वह उसके लिए काफी है बेशक ख़ुदा अपने काम को पूरा करके रहता है ख़ुदा ने हर चीज़ का एक अन्दाज़ा मुक़र्रर कर रखा है

Last Update: 2014-07-03
Usage Frequency: 1
Quality:

Indonesian

lalu mereka berkata: "kepada allahlah kami bertawakkal! ya tuhan kami; janganlah engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang'zalim,

Hindi

इसपर वे बोले, "हमने अल्लाह पर भरोसा किया। ऐ हमारे रब! तू हमें अत्याचारी लोगों के हाथों आज़माइश में न डाल

Last Update: 2014-07-03
Usage Frequency: 1
Quality:

Warning: Contains invisible HTML formatting

Indonesian

asal usul bedug kramat jatisawit (joko bajul) alfaqih warsono pada zaman dahulu di desa jatisawit tinggallah seorang laki-laki bernama ki kamal dengan isterinya nyi santi. pada waktu itu yang menjadi lurah adalah ki sardana yang hanya mempunyai seorang anak gadis bernama katijah. pekerjaan ki kamal adalah mencari ikan di sungai atau laut. kedua suami isteri itu hidup dengan sangat sederhana, sabar dan tawakkal walaupun tidak mempunyai anak. tiap pagi sekitar jam 05.00, ki kamal pergi dengan membawa jala untuk mencari ikan. sore harinya ikan itu dijual oleh nyi santi, isterinya. pada suatu hari, malam kamis, nyi santi bermimpi kejatuhan pulung (mendapat rejeki). pada pagi harinya, ternyata tak satupun ikan yang diperolehnya. krn hari sudah sore, maka ia pulang dg membawa kembu (tempat ikan) yang kosong. di tengah jalan ia menemukan anak buaya. setibanya di rumah, anak buaya tersebut ditaruh di suatu tempat dan dipeilhara seperti layaknya manusia. buaya tersebut memiliki keanehan, yaitu suka sekali makan nasi, sambal dan segala yang biasa dimakan manusia. beberapa bulan kemudian, buaya tersebut tumbuh besar dan tak pernah mengganggu manusia. pada waktu terang bulan, ketika ki kamal dan nyi santi sudah tidur, buaya itu menjelma menjadi manusia yang ganteng dan menamakan dirinya joko bajul. kemudian ia pergi mencari teman sampai ke rumah ki kuwu sardana. di situ terdapat banayak muda-mudi yang sedang berkumpul. lama kelamaan katijah, anak ki kuwu, jatuh cinta kepada joko bajul. oleh karena kegantengan joko bajul itu, katijah minta supaya ayahnya mengawinkannya dengan joko bajul yg berpura-pura menjadi anak ki kamal. beberapa hari kemudian, ki sardana datang ke rumah ki kamal untuk meminta anaknya supaya mengawini katijah. ki kamal mengatakan bahwa ia tdk mempunyai anak laki-laki, tetpai ki kuwu tidak percaya. secara diam-diam ki kamal dan nyi santi menyelidiki perbuatan buaya itu, karena ia mengira bahwa buayalah yang menjelma menjadi manusia. setelah diadakan penyelidikan, terbuktilah benar apa yang diperkirakan ki kamal. karena kasihan melihat sikap ki kuwu itu, akhirnya joko bajul dikawinkan dengan katijah. karena senangnya, maka pesta perkawinan itu diadakan selama tujuh hari tujuh malam. lama-kelamaan jko bajul bermaksud akan membawa isterinya ke negaranya sendiri, yaitu di dasar laut. setelah diijinkan oleh orang tuanya, katijah mengikti suaminya. bajul mengajaknya ke tepi sungai, lalu bajul membaca mantera sehingga air laut itu seakan tidak tampak lagi dan membantuk jalan besar. di situ kedua suami-isteri dihormati oleh seluruh keluarga beserta teman-temannya dari dasar laut. joko bajul tidak memiliki pekerjaan tetap, ia jarang tinggal di rumah. sebelum pergi meninggalkan riumah, ia berpesan pada istrinya supaya tidak naik ke para (bagian atas langit-langit rumah). memang sudah menjadi kebiasaan manusia melanggar sesuatu yang dilarangnya. katijah naik ke atas para meski sudah dilarang suaminya. ia ingin tahu mengapa suaminya melarangnya. begitu sampai di atas para, sampailah ia ke daratan. katijah merasa bingung dengan kejadian itu. ia menangis sambil pulang ke rumah ayahnya. seminggu setelah kejadian itu, joko bajul datang ke rumah ki kuwu jatisawit untuk menanyakan isterinya. sesudah bertemu, katijah tidak mau diajak kembali. akhirnya ia berpesan kepada rakyat jatisawit: “kalau nanti ada ribut-ribut di desa jatisawit atau ada serangan dari desa lain, bunyikan bedug ini, nanti saya akan datang memberi bantuan”. bedug itu dibuat oleh joko bajul sendiri da diserahkan kepada kuwu jatisawit. sesudah pesan tersebut bajul pulang ke negaranya, yaitu di dasar laut. karena merasa takut akan adanya peristiwa datangnya buaya itu, maka sampai sekarang di desa jatisawit tidak pernah dibunyikan bedug. akhirnya bedug tersebut dihanyutkan ke sungai, dan masjid jatisawit tidak memiliki bedug lagi.

Hindi

asal usul bedug kramat jatisawit (joko bajul) alfaqih warsono pada zaman dahulu di desa jatisawit tinggallah seorang laki-laki bernama ki kamal dengan isterinya nyi santi. pada waktu itu yang menjadi lurah adalah ki sardana yang hanya mempunyai seorang anak gadis bernama katijah. pekerjaan ki kamal adalah mencari ikan di sungai atau laut. kedua suami isteri itu hidup dengan sangat sederhana, sabar dan tawakkal walaupun tidak mempunyai anak. tiap pagi sekitar jam 05.00, ki kamal pergi dengan membawa jala untuk mencari ikan. sore harinya ikan itu dijual oleh nyi santi, isterinya. pada suatu hari, malam kamis, nyi santi bermimpi kejatuhan pulung (mendapat rejeki). pada pagi harinya, ternyata tak satupun ikan yang diperolehnya. krn hari sudah sore, maka ia pulang dg membawa kembu (tempat ikan) yang kosong. di tengah jalan ia menemukan anak buaya. setibanya di rumah, anak buaya tersebut ditaruh di suatu tempat dan dipeilhara seperti layaknya manusia. buaya tersebut memiliki keanehan, yaitu suka sekali makan nasi, sambal dan segala yang biasa dimakan manusia. beberapa bulan kemudian, buaya tersebut tumbuh besar dan tak pernah mengganggu manusia. pada waktu terang bulan, ketika ki kamal dan nyi santi sudah tidur, buaya itu menjelma menjadi manusia yang ganteng dan menamakan dirinya joko bajul. kemudian ia pergi mencari teman sampai ke rumah ki kuwu sardana. di situ terdapat banayak muda-mudi yang sedang berkumpul. lama kelamaan katijah, anak ki kuwu, jatuh cinta kepada joko bajul. oleh karena kegantengan joko bajul itu, katijah minta supaya ayahnya mengawinkannya dengan joko bajul yg berpura-pura menjadi anak ki kamal. beberapa hari kemudian, ki sardana datang ke rumah ki kamal untuk meminta anaknya supaya mengawini katijah. ki kamal mengatakan bahwa ia tdk mempunyai anak laki-laki, tetpai ki kuwu tidak percaya. secara diam-diam ki kamal dan nyi santi menyelidiki perbuatan buaya itu, karena ia mengira bahwa buayalah yang menjelma menjadi manusia. setelah diadakan penyelidikan, terbuktilah benar apa yang diperkirakan ki kamal. karena kasihan melihat sikap ki kuwu itu, akhirnya joko bajul dikawinkan dengan katijah. karena senangnya, maka pesta perkawinan itu diadakan selama tujuh hari tujuh malam. lama-kelamaan jko bajul bermaksud akan membawa isterinya ke negaranya sendiri, yaitu di dasar laut. setelah diijinkan oleh orang tuanya, katijah mengikti suaminya. bajul mengajaknya ke tepi sungai, lalu bajul membaca mantera sehingga air laut itu seakan tidak tampak lagi dan membantuk jalan besar. di situ kedua suami-isteri dihormati oleh seluruh keluarga beserta teman-temannya dari dasar laut. joko bajul tidak memiliki pekerjaan tetap, ia jarang tinggal di rumah. sebelum pergi meninggalkan riumah, ia berpesan pada istrinya supaya tidak naik ke para (bagian atas langit-langit rumah). memang sudah menjadi kebiasaan manusia melanggar sesuatu yang dilarangnya. katijah naik ke atas para meski sudah dilarang suaminya. ia ingin tahu mengapa suaminya melarangnya. begitu sampai di atas para, sampailah ia ke daratan. katijah merasa bingung dengan kejadian itu. ia menangis sambil pulang ke rumah ayahnya. seminggu setelah kejadian itu, joko bajul datang ke rumah ki kuwu jatisawit untuk menanyakan isterinya. sesudah bertemu, katijah tidak mau diajak kembali. akhirnya ia berpesan kepada rakyat jatisawit: “kalau nanti ada ribut-ribut di desa jatisawit atau ada serangan dari desa lain, bunyikan bedug ini, nanti saya akan datang memberi bantuan”. bedug itu dibuat oleh joko bajul sendiri da diserahkan kepada kuwu jatisawit. sesudah pesan tersebut bajul pulang ke negaranya, yaitu di dasar laut. karena merasa takut akan adanya peristiwa datangnya buaya itu, maka sampai sekarang di desa jatisawit tidak pernah dibunyikan bedug. akhirnya bedug tersebut dihanyutkan ke sungai, dan masjid jatisawit tidak memiliki bedug lagi.

Last Update: 2015-02-28
Usage Frequency: 1
Quality:

Reference: Anonymous

Get a better translation with
7,742,813,602 human contributions

Users are now asking for help:



We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site you agree to our use of cookies. Learn more. OK