You searched for: pacelathon huruf aksara jawa (Indonesiska - Javanesiska)

Mänskliga bidrag

Från professionella översättare, företag, webbsidor och fritt tillgängliga översättningsdatabaser.

Lägg till en översättning

Indonesiska

Javanesiska

Info

Indonesiska

pacelathon huruf aksara jawa

Javanesiska

script java layang pacelathon

Senast uppdaterad: 2017-04-06
Användningsfrekvens: 2
Kvalitet:

Referens: Anonym

Indonesiska

google terjemah aksara jawa ke indonesia

Javanesiska

google nerjemahake skrip aksara jawa menyang indonesia

Senast uppdaterad: 2019-09-26
Användningsfrekvens: 1
Kvalitet:

Referens: Anonym

Indonesiska

googlestrategi pembelajaran bahasa dan sastra jawa di sekolah & peran guru dalam menyikapi kurikulum tingkat satuan pendidikan model pembelajaran bahasa daerah dalam kaitan dengan model pembelajaran dalam bentuk ceramah yang dianggap membosankan siswa, model pembelajaran yang sifatnya nonceramah tentu menjadi menarik. sehubungan dengan itu, pada tahun 2010 pemerintah daerah istimewa yogyakarta bekerja sama dengan universitas negeri yogyakarta dan balai bahasa yogyakarta menyusun buku pedoman pengajaran bahasa jawa untuk siswa sma. buku itu mengajarkan model pembelajaran bahasa jawa yang didasarkan pada pendekatan komunikatif. strategi pembelajarannya berciri (1) semipermainan untuk meningkatkan motivasi intrinsik siswa, (2) didominasi bentuk praktik untuk mengaktifkan siswa, dan (3) menempatkan siswa sebagai pusat.model pembelajaran itu diakronimkan dengan basjam, yaitu bahasa jawa yang menyenangkan. strategi basjam terangkum dalam empat model, yaitu (1) bermain kata, (2) bermain peran, (3) kuis bahasa, dan (4) olah (uthak-athik) aksara jawa. berikut gambaran ringkas setiap model. model pertama ialah model bermain kata. model itu diterapkan untuk tujuan meningkatkan penguasaan kosakata siswa, baik ngoko maupun krama. basjam model bermain kata terwujud dalam dua strategi, yaitu (1) teka-teki silang (tts) dan (2) skrebel. peranti yang diperlukan ialah lembar tts atau lembar skrebel. model kedua ialah basjam model bermain peran. model itu diterapkan untuk meningkatkan penguasaan kosakata, penguasaan gramatika, kemampuan bicara, dan kemampuan mengapresiasi sastra. basjam model bermain peran terwujud dalam dua strategi, yaitu (1) bermain sandiwara dan (2) berbicara monolog dalam forum resmi dan tidak resmi. peranti yang diperlukan ialah (penggalan) naskah sandiwara atau teks monolog. basjam model bermain peran sangat cocok untuk melatih kemampuan aksen berbahasa daerah sebagai salah satu kekhasan sebuah bahasa. pelatihan aksen itu menjadi penting mengingat banyak generasi muda yang sudah kehilangan aksen bahasa ibu. pada generasi muda jawa misalnya, kerancuan aksen terlihat pada ketakpekaan untuk, setidaknya, membedakan lafal [ṭ] dan [t], seperti pada kata sotho ‘pukul’ dan soto ‘soto’; [ḍ] dan [d], seperti pada kata wedhi ‘pasir’ dan wedi ‘takut’; [a] dan [ɔ], seperti pada kata piala ‘piala’ dan piala ’perbuatan buruk’. model ketiga ialah basjam kuis bahasa. model kuis bahasa diterapkan untuk meningkatkan kemampuan menyimak sumber tulis dan lisan dalam bahasa daerah. basjam model kuis bahasa terwujud dalam tiga strategi, yaitu (1) kuis berita, (2) mengubah lagu, dan (3) cerdas tangkas (wastra basa). peranti yang diperlukan berupa (a) fotokopi teks berita atau cd berita jika strategi yang dipilih ialah kuis berita; (b) lagu yang akan dijawakan jika yang dipilih ialah strategi mengubah lagu; dan (c) papan skor, pengatur waktu, lembar pertanyaan, dan kertas padalarang jika yang dipilih ialah strategi cerdas tangkas. model keempat ialah basjam olah aksara. basjam model olah aksara diterapkan untuk tujuan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis dan membaca aksara jawa. basjam model olah aksara, secara mendasar, terwujud dalam tiga strategi secara berurutan, yaitu (1) kartu aksara, (2) sanding aksara, dan (3) aksara ubahan. peranti yang diperlukan ialah kartu kertas padalarang ukuran sedang, misalnya 10 cm x 10 cm. satu kartu berisi satu aksara. kartu aksara berfungsi mengenalkan jenis aksara bahasa jawa. strategi kedua, sanding aksara, diwujudkan dengan menyandingkan aksara latin dan jawa dari sekelompok kata sederhana dengan ciri (a) bersuku terbuka dan (b) merupakan pasangan minimal. penyandingan dilakukan secara lurus dari atas ke bawah. penyandingan dimaksudkan untuk lebih mengenalkan kekontrasan bentuk aksara latin dan jawa. strategi terakhir, yaitu aksara ubahan. strategi aksara ubahan dilakukan untuk mengenalkan adanya perubahan bentuk aksara jawa yang disebabkan oleh (a) kekhasan distribusi; (b) hadirnya fonem asing (aksara rekan), misal /f atau q/; dan (c) adanya huruf kapital (aksara murda). model basjam tersebut tergolong mudah untuk diterapkan. lebih dari itu, model tersebut menjadikan siswa terlibat aktif sejak persiapan sampai akhir pelaksanaan, yaitu evaluasi. untuk sekadar contoh, berikut gambaran pelaksanaan model kuis bahasa dengan strategi cerdas tangkas atau cerdas cermat. peranti yang diperlukan meliputi (1) fotokopi teks berita sebagai sumber soal dan (2) kertas padalarang sebagai media soal aksara jawa. secara lengkap, pelaksanaan itu menerapkan langkah sebagai berikut. 1) guru mengumumkan rencana cerdas tangkas setidaknya seminggu sebelum pelaksanaan. 2) guru membagi siswa dalam kelompok. kelompok itu beranggotakan tiga sampai lima siswa. jumlah seluruh kelompok harus dapat dibagi tiga. 3) pembentukan gugus (cluster); setiap gugus beranggotakan tiga kelompok. 4) guru menyerahkan fotokopi teks berita yang berbeda kepada setiap gugus. 5) guru menjelaskan kewajiban setiap gugus. a) setiap gugus menentukan teman yang akan bertugas sebagai (a) pembaca berita, (b) pencatat nilai, dan (c) pengatur waktu. b) setiap gugus menyusun 35 soal beserta jawabannya dengan perincian a. 30 soal berkenaan dengan isi berita: - 18 soal berbentuk ngoko; 12 soal berbentuk krama; - 15 soal kategori wajib dengan perincian 5 soal untuk setiap kelompok, 9 soal untuk lemparan, 6 soal untuk rebutan; b. 5 soal berkenaan dengan penulisan huruf jawa. 6) guru menjelaskan aturan perlombaan. - soal yang dibuat oleh salah satu gugus dikerjakan oleh gugus lain secara acak. - perlombaan terjadi pada kelompok yang menjadi anggota sebuah gugus. - setiap kelompok memperoleh lima soal wajib. soal tidak dialihkan kepada kelompok lain meskipun tidak terjawab. - setiap kelompok memperoleh tiga soal lemparan. soal yang tidak terjawab dialihkan ke kelompok lain. - soal rebutan diberikan kepada kelompok yang terlebih dahulu mengangkat tangan. - soal dalam bentuk huruf jawa masuk kategori soal rebutan. nilai jawaban berjenjang dari 0—15 bergantung pada tingkat kebenaran jawaban. jawaban ditulis di papan sekaligus dibacakan. 7) guru menjelaskan dasar penilaian. - jawaban benar untuk kategori soal wajib dan lemparan bernilai 10. - jawaban benar untuk kategori soal rebutan bernilai 15. jika jawaban salah, nilai didenda 5. 8) guru menjelaskan tugas dan wewenang setiap petugas. - guru bertugas sebagai juri. - pembacaan teks berita, pembacaan soal, pencatatan nilai, dan pengaturan waktu dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh gugus. 9) prapelaksanaan dan saat pelaksanaan cerdas cermat. - dua hari sebelum pelaksanaan, guru mengumpulkan soal yang sudah dibuat setiap gugus. - guru mencermati dan membuat catatan atas soal yang sudah dibuat jika dirasa perlu. 10) guru memandu evaluasi setiap pelaksanaan cerdas cermat. berdasarkan gambaran tersebut, diketahui bahwa strategi cerdas cermat mudah untuk dilaksanakan karena tidak memerlukan media dan peranti yang sulit. selain itu, model cerdas cermat akan membiasakan siswa terlibat aktif sejak persiapan sampai dengan akhir pelaksanaan. selebihnya, model cerdas cermat juga mengaktifkan potensi verbal siswa, terutama pada saat evaluasi. evaluasi biasanya akan memunculkan diskusi, baik tentang (a) cara pembacaan teks yang mungkin terlalu cepat atau tidak jelas, (b) waktu yang terlalu singkat, (c) jawaban yang kurang tepat, maupun (d) penulisan aksara jawa yang terlalu kecil. pada tahap evaluasi, selain sebagai fasilitator, guru berfungsi sebagai mediator. tidak kalah menarik dengan model basjam ialah model pembelajaran bahasa bugis berbasis siri na pesse yang ditawarkan oleh saleh (2012). model itu bertujuan menanamkan empat pilar nilai luhur siri na pesse yang disandingkan dengan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual. empat pilar siri na pesse itu meliputi lempu ‘jujur’, acca ‘cerdas’, warani ‘berani’, dan mappesona ri dewata seuwa ’tawakal’. adapun tujuh komponen pembelajaran kontekstual itu ialah constructivism, inqury, questioning, modelling, learning community, reflection, dan authentic assessment. penyandingan nilai luhur siri na pesse dengan tujuh komponen pembelajaran kontekstual diwujudkan dalam bentuk permainan tradisional. tujuannya agar pembelajaran menyenangkan dan siswa kembali akrab dengan permainan tradisional. dalam pelaksanaannya, nilai siri na pesse yang akan ditanamkan dan komponen pembelajaran kontekstual yang akan diterapkan harus disesuaikan dengan jenis permainan yang dipilih, misalnya tentang penanaman sikap warani ’berani’ dan acca ‘cerdas’. untuk menyesuaikan karakter warani dan acca, pilar pendekatan kontekstual yang cocok digunakan ialah cooperative learning. jenis permainannya dipilih tudang sipulung yang memang memeluangi terjadinya diskusi. dengan strategi itu, nilai warani dan acca tecermin melalui keberanian dan kemampuan siswa untuk menanggapi topik yang sudah disepakatkan. prinsip kooperatif terlatihkan melalui kebijakan siswa dalam memanfaatkan kartu sebagai jatah untuk berbicara. seperti halnya model basjam, model pembelajaran berbasis siri na pesse juga mengaktifkan siswa di samping mengaktivasi otak kanan. aktivasi terjadi sesuai dengan terciptanya suasana yang menyenangkan dan kesadaran untuk bersyukur. bersyukur karena memiliki kartu hak bicara berarti juga sebagai pembatasan untuk berbicara. dalam kaitan dengan pemelajaran aksara daerah, perlu disosialisasikan pula metode baru, metode yang telah dilakukan oleh baso (2012) patut dijadikan contoh. keberhasilan baso membuat prototipe true type fonts lontara yang dinamai lontara yusring serta mengintegrasikannya ke program multimedia interaktif merupakan sebuah lompatan yang panjang. keberhasilan itu jelas merupakan penyederhanaan atas kerumitan pembelajaran aksara lontara karena keasingan siswa akan bentuk hurufnya. dengan aplikasi lontara yusring, pengguna tidak perlu lagi menghafal dan menggoreskan setiap aksara, tetapi cukup dengan menekan tuts keyboard. oleh sebab itu, menulis dalam aksara lontara tidak lagi berbeda dengan menulis dalam aksara latin. selain itu, lontara yusring juga dapat diintegrasikan pada program interaktif apa pun sejauh berbasis http. dengan demikian, masyarakat bugis dapat berinteraksi melalui internet dengan aksara lontara, baik melalui facebook, twitter, maupun model interaktif yang lain. media tersebut merupakan media yang sangat diakrabi generasi muda. “kedekatan” yang seperti itu diharapkan akan mengakrabkan dan mengembalikan kebanggaan generasi muda akan aksara daerah. pendekatan pendekatan adalah suatiu ancangan atau kebijaksanaan dalam memulai pengajaran suatu bidang studi yang memberi arah dan corak kepada metode pengajarannya dan didasarkan kepada asumsi yang berkaitan. 1. pendekatan komunikatif pendekatan komunikatif mengarahkan pengajaran bahasa pada tujuan pengajaran yang mementingkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi (syafi’ie, 1993: 17, hymes dalam brumfit, 1987: 2, dan djiwandono, 1996: 13). pendekatan komunikatif memfokuskan pada keterampilan siswa mengimplementasikan fungsi bahasa (untuk berkomunikasi) dalam pembelajaran. berdasarkan prinsip pendekatan komunikatf, pengajaran menulis harus diarahkan pada penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. misalnya pembelajaran menulis surat. 2. pendekatan integratif pembelajaran bahasa harus dilakukan secara utuh. para siswa dituntut untuk terampil berbahasa, yaitu terampil menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. keempat keterampilan berbahasa tersebut harus dilakukan secara terpadu dalam satu proses pembelajaran dengan fokus satu keterampilan. misalnya, para siswa sedang belajar keterampilan menulis maka ketiga keterampilan yang lainnya harus dilatihkan juga, tetapi kegiatan tersebut tetap difokuskan untuk mencapai peningkatan kualitas menulis. 3. pendekatan cara belajar siswa aktif pendekatan cara belajar siswa aktif diartikan sebagai kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa. artinya, siswa secara aktif terlibat dalam proses pengajaran. 4. pendekatan belajar kooperatif belajar kooperatif merupakan suatu metode yang mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. siswa bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas. 5. pendekatan tujuan pendekatan tujuan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam setiap kegiatan belajar mengajar, yang harus dipikirkan dan ditetapkan terlebih dahulu ialah tujuan yang hendak dicapai. dengan memperhatikan tujuan yang telah ditetapkan itu dapat ditentukan metode mana yang akan digunakan dan teknik pengajaran yang bagaimana yang diterapkan agar tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai. 6. pendekatan struktural pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran bahasa, yang dilandasi oleh asumsi yang menganggap bahasa sebagai seperangkat kaidah. atas dasar anggapan tersebut timbul pemikiran bahwa pembelajaran bahasa harus diutamakan penguasaan kaidah-kaidah bahasa atau tata bahasa. dalam hal ini pengetahuan tentang pola-pola kalimat, pola kata, dan suku kata menjadi sangat penting, jelas, bahwa aspek kognitif bahasa diutamakan. dengan pendekatan struktural siswa akan menjadi cermat dalam menyusun kalimat, karena mereka memahami kaidah-kaidahnya. 7. pendekatan kontekstual pendekatan kontekstual (contextual teaching and learning/ ctl) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. pendekatan ini mempunyai konsep, guru menggunakan objek di sekitar siswa sebagai media pembelajaran di kelas. misalnya peristiwa kebakaran di pasar juwana dapat dijadikan bahan atau materi menulis artikel. metode metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. terdapat metode-metode pembelajaran dari metode yang berpusat pada guru (ekspositori), seperti ceramah, tanya jawab, demonstrasi, sampai dengan metode yang berpusat pada siswa (discovery/ inquiry), seperti eksperimen. 1. metode ceramah merupakan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelas. 2. metode tanya jawab merupakan metode mengajar dimana guru menanyakan hal-hal yang sifatnya faktual. 3. metode diskusi, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya menggunakan informasi yang telah dipelajari untuk memecahkan suatu masalah. 4. metode kerja kelompok, dengan metode ini siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 5. metode demonstrasi dan eksperimen, dengan demonstrasi guru atau narasumber atau siswa mengadakan suatu percobaan. 6. metode sosiodrama dan bermain peran merupakan metode mengajar dengan cara mendramatisasikan masalah-masalah hubungan sosial. merupakan suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. 7. metode pemberian tugas belajar dan resitasi, dengan metode ini guru memberikan tugas, siswa mempelajari kemudian melaporkan hasilnya. 8. metode karyawisata, merupakan suatu metode mengajar di mana guru mengajak siswa ke suatu objek tertentu dalam kaitannya dengan mata pelajaran di sekolah. 9. drill atau pemberian latihan merupakan cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang dipelajari. 10. metode debat, merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. 11. metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. 12. cooperative script, adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. 13. picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/ diurutkan menjadi urutan logis. 14. metode jigsaw, dalam metode ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/ subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. selain metode-metode di atas, dikemukakan juga metode pembelajaran bahasa yang lainnya, yaitu: 1. metode langsung metode pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. di dalam metode langsung terdapat 5 fase yaitu demonstrasi, pembimbingan,pengecekan, dan pelatihan. di dalam metode ini terdapat teknik dalam pembelajaran menulis yaitu teknik gambar atau menulis langsung. 2. metode komunikatif desain yang bermuatan metode komunikatif harus mencakup semua keterampilan berbahasa. metode komunikatif dapat dilakukan dengan teknik menulis dialog. siswa menulis dialog tentang yang mereka lakukan dalam sebuah aktivitas. kegiatan ini dapat dilaksanakan perseorangan maupun kelompok 3. metode integratif integratif berarti menyatukan beberap aspek ke dalam satu proses. integratif terbagi menjadi interbidang studi dan antarbidang studi. interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan. misalnya, menyimak diintegrasikan dengan berbicara dan menulis. metode inregratif dapat dilaksanakan dalam pembelajaran mambaca dengan memberi catatan bacaan. siswa dapat membuat catatan yang diangap penting atau kalimat kunci sebuah bacaan. dalam melakukan kegiatan membaca sekaligus siswa menulis. 4. metode tematik dalam metode tematik, semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan ke dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan. yang perlu dipahami adalah tema bukanlah tujuan tetapi alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. tema tersebut harus diolah dan disajikan secara kontekstualitas, kontemporer, kongkret, dan konseptual. tema yang telah ditentukan harus diolah sesuai dengan perkembangan dan lingkungan siswa. semua siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan logika yang dipunyainya. siswa berangkat dari konsep ke analisis atau dari analisis ke konsep kebahasaan, penggunaan, dan pemahaman. 5. metode konstruktivitas asumsi sentral metode konstruktivistik adalah belajar itu menemukan. artinya, meskipun guru menyampaikan sesuatu kepada siswa, mereka melakukan proses mental atau kerja otak atas informasi itu agar informasi tersebut masuk ke dalam pemahaman mereka. metode konstruktivistik didasarkan pada teori belajar kognitif yang menekankan pada pembelajaran kooperatif, pembelajaran generatif strategi bertanya, inkuiri, atau menemukan dan keterampilan metakognitif lainnya (belajar bagaimana seharusnya belajar). 6. metode kontekstual pembelajaran kontekstual adalah konsepsi pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan pembelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari. adapun metode ini dapat diterapkan dal

Javanesiska

google translation javanese indonesian

Senast uppdaterad: 2015-01-03
Användningsfrekvens: 1
Kvalitet:

Referens: Anonym
Varning: Innehåller osynlig HTML-formatering

Få en bättre översättning med
7,743,026,613 mänskliga bidrag

Användare ber nu om hjälp:



Vi använder cookies för att förbättra din upplevelse. Genom att fortsätta besöka den här webbplatsen godkänner du vår användning av cookies. Läs mer. OK